MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Legenda Buto Ijo di Dusun Rowobayem : Mitos dan Tradisi Lokal

Cerita Misteri; Dusun Rowobayem, yang terletak di Kecamatan Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, adalah desa yang penuh dengan cerita dan legenda yang menarik.
Salah satu kisah paling terkenal yang telah diwariskan turun-temurun di daerah ini adalah tentang pohon bulu berusia ratusan tahun yang dianggap keramat dan terkait dengan makhluk gaib bernama Buto Ijo.

Asal-Usul Kisah Buto Ijo

Menurut cerita yang disampaikan oleh Tarwo, seorang juru kunci setempat, kisah ini bermula dari perjalanan Kyai Diparsa, leluhur warga Rowobayem, yang datang ke daerah tersebut pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Setelah kekalahan Majapahit akibat serangan tentara Demak, banyak penghuninya yang tercerai berai, dan salah satu dari mereka adalah Kyai Diparsa yang melarikan diri ke utara Kebumen, di deretan pegunungan Karangsambung.

Ilustrasi sesajen di sekeliling pohon
Sumber foto : pixabay.com

Dalam pelariannya, Kyai Diparsa beserta pengikutnya sampai di sebuah hutan lebat yang kemudian dibuka menjadi pemukiman baru. Proses pembukaan hutan ini, atau yang dikenal dengan istilah "babad alas," menghadapi hambatan besar saat mereka bertemu dengan sebuah pohon bulu yang tidak bisa ditebang. Semua usaha untuk menebang pohon tersebut sia-sia, karena pohon tersebut dihuni oleh makhluk gaib sakti bernama Buto Ijo.

Merasa ada yang tidak beres, Kyai Diparsa lantas bertirakat, berpuasa selama 40 hari, bermunajat pada Ilahi untuk meminta petunjuk. Setelah meditasi panjang, Kyai Diparsa mendapat penglihatan tentang makhluk gaib yang mendiami pohon bulu tersebut. Kyai Diparsa yang memiliki kemampuan spiritual yang tinggi berhadapan dengan Buto Ijo dan akhirnya mencapai kesepakatan damai. Buto Ijo setuju untuk melindungi Dusun Rowobayem dari segala ancaman, baik yang nyata maupun gaib, asalkan pohon bulu tersebut tidak ditebang.

Punden Buto Ijo Sebagai Warisan Budaya

Pohon bulu tempat Buto Ijo bersemayam kemudian menjadi punden atau tempat keramat. Hingga kini, banyak orang yang datang ke punden Buto Ijo untuk ngalap berkah atau mencari berkah melalui ritual-ritual tertentu. Tarwo, sebagai juru kunci, merawat tempat ini dan memandu mereka yang datang untuk berdoa atau melakukan ritual.

Meski demikian, Tarwo selalu mengingatkan agar mereka yang datang memahami bahwa kekayaan atau keberuntungan sejati datang dari usaha keras dan doa yang tulus, bukan dari persekutuan dengan makhluk gaib. Tarwo sendiri sering berbagi cerita tentang asal-usul punden Buto Ijo, bagaimana kisah ini terkait erat dengan sejarah berdirinya Dusun Rowobayem, dan bagaimana pentingnya menjaga tradisi dan kepercayaan leluhur.

Perspektif Sejarah dan Budaya

Kisah Buto Ijo dan Kyai Diparsa merupakan bagian penting dari warisan budaya lokal. Cerita seperti ini seringkali digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan etika kepada generasi muda. Misalnya, kisah ini mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kekuatan doa dalam menghadapi tantangan.

Dalam pandangan para ahli sejarah dan budaya, legenda-legenda semacam ini juga membantu memperkuat identitas komunitas lokal. Mereka menciptakan rasa kebersamaan dan kebanggaan akan warisan nenek moyang. Selain itu, cerita-cerita ini seringkali memiliki unsur-unsur yang mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan makhluk gaib, yang merupakan bagian dari kepercayaan tradisional di banyak budaya.

Ritual dan Pengalaman Spiritual

Bagi mereka yang tertarik pada pengalaman spiritual, punden Buto Ijo menawarkan tempat yang penuh dengan aura mistis. Menurut Ki Winarto, seorang spiritualis lokal dari lereng gunung Sikenap, aura mistis yang terpancar dari punden Buto Ijo sangat kuat, meski energinya terlihat negatif. Hawa mistis begitu terasa saat berada di lokasi punden Buto Ijo, terutama di bawah rimbunnya pohon bulu.

Ki Winarto menjelaskan bahwa di tempat tersebut memang tinggal makhluk gaib jenis Buto Ijo yang telah bersemayam di sana sejak ratusan tahun silam. Buto Ijo ini, menurut pandangan spiritualis, adalah makhluk gaib yang bisa memberikan berbagai bentuk bantuan kepada manusia, meski spesialisasinya adalah pesugihan. Namun, bantuan yang diminta tidak selalu berupa harta kekayaan, melainkan bisa juga penglarisan, derajat pangkat, kewibawaan, keselamatan, dan pengasihan.

Ki Winarto juga menambahkan bahwa Buto Ijo terkadang suka menampakkan diri pada hari-hari tertentu. Meski sebutannya Buto Ijo, yang dalam ujud aslinya berupa sosok tinggi besar dengan tubuh berwarna hijau seperti raksasa, dia terkadang menampakkan diri dalam ujud manusia biasa. Bagi warga Rowobayem sendiri, Buto Ijo dianggap sebagai salah satu pelindung gaib desa yang menjaga keselamatan warga dari segala ancaman, terutama serangan gaib.

Aspek Sosial dan Komunitas

Selain menjadi tempat ritual, punden Buto Ijo juga merupakan tempat yang mempererat ikatan sosial di antara warga Dusun Rowobayem. Setiap kali ada acara atau ritual besar, warga berkumpul untuk bersama-sama melaksanakan upacara, yang tidak hanya memperkuat kepercayaan mereka tetapi juga mempererat kebersamaan dan solidaritas komunitas.

Tarwo juga sering menceritakan bahwa meskipun banyak orang dari luar daerah yang datang ke punden Buto Ijo dengan harapan mendapatkan kekayaan atau berkah lainnya, namun warga setempat lebih melihat tempat ini sebagai bagian dari identitas budaya dan spiritual mereka. Mereka menjaga dan merawat punden ini dengan penuh tanggung jawab, tidak hanya sebagai tempat keramat, tetapi juga sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan.

Pelajaran dari Kisah Buto Ijo

Pertama : Pentingnya menjaga tradisi dan kepercayaan leluhur. Meskipun cerita tentang Buto Ijo mungkin terdengar mistis bagi beberapa orang, bagi masyarakat lokal, itu adalah bagian penting dari warisan budaya mereka yang harus dijaga dan dilestarikan.

Kedua : Kita bisa belajar tentang nilai-nilai seperti kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan. Kyai Diparsa menunjukkan ketekunan dan keberanian dalam menghadapi tantangan dengan berpuasa dan berdoa selama 40 hari, dan akhirnya berhasil mencapai kesepakatan damai dengan Buto Ijo.

Ketiga : Cerita ini juga mengajarkan tentang hubungan manusia dengan alam dan makhluk gaib. Meskipun banyak yang skeptis tentang keberadaan makhluk gaib, bagi sebagian masyarakat, keyakinan akan adanya dunia spiritual adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dan Terakhir : Cerita tentang Buto Ijo mengingatkan kita untuk tidak terlalu tergoda dengan janji kekayaan instan atau jalan pintas menuju sukses. Kekayaan yang sejati dan berkelanjutan seringkali didapat melalui usaha keras, kerja keras, dan integritas, bukan melalui persekutuan dengan makhluk gaib.

Dengan memahami dan menghormati cerita-cerita tradisional seperti kisah Buto Ijo, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang budaya lokal dan memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya, kisah-kisah semacam ini memiliki nilai-nilai yang berharga untuk dilestarikan dan disampaikan kepada generasi mendatang.

TerlamaLebih baru

Posting Komentar