MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Cerita Misteri Penjaga Gaib Candi Gedong Songo

Ceritamisteri.com - Pada 22 Mei 2011, saya melakukan perjalanan ke Candi Gedong Songo. Ini bukan kunjungan pertama saya, pada awal 1990-an, saya pernah mengunjunginya.

Kebetulan, lokasi candi hanya sekitar 3 kilometer dari kediaman Kyai Zumri Fadlil, pimpinan Ponpes Hidayatul Mubtadiin. Kunjungan kali ini didorong oleh informasi menarik seputar penjaga gaib candi tersebut.

Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, Semarang, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Candi Gedong Songo : pixabay.com

Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kompleks ini awalnya terdiri dari sembilan candi, namun kini hanya tersisa lima.

Candi Hindu ini dibangun oleh Putri Shima dari Kerajaan Kalingga pada abad ke-7 hingga ke-9 M dan menawarkan panorama menakjubkan. Keindahannya menjadikan Candi Gedong Songo sebagai objek wisata yang populer.

Meski suasananya sejuk dan pemandangannya indah, aura mistis terasa kental. Terlebih ketika saya masuk ke dalam salah satu candi, banyak ditemukan bekas pemujaan seperti bunga, kemenyan, dan lain-lain.

Ditemani sahabat lama, Kisto dan Gus Hasan Basri, saya menyusuri seluruh bangunan candi, termasuk sumber mata air panas yang diyakini memiliki manfaat pengobatan.

"Belum lama ini sempat terjadi kehebohan saat dilakukan perbaikan candi," kata Kisto. "Petugas dari Dinas Purbakala menemukan 27,99 gram emas di pelataran candi," lanjutnya.

Penemuan itu mengundang perhatian paranormal yang datang untuk mencari harta karun, namun hasilnya nihil.

Setelah berkeliling, saya kembali ke Ponpes Hidayatul Mubtadiin untuk menemui Gus Nidaullah, putra Kyai Zumri Fadlil. Gus Nida pernah menceritakan kisah aneh yang dialami oleh Pak Yanto, seorang warga Desa Candi.

Kisah ini menarik karena hingga kini data sejarah atau manuskrip seputar Candi Gedong Songo sangat minim. Perlu diingat, cerita ini didasari pengalaman supranatural dan sebaiknya dianggap sebagai tambahan wawasan, bukan rujukan sejarah.

Gus Nida mengatakan bahwa Pak Yanto, yang kini almarhum, dikenal sebagai pribadi baik dan taat beribadah. Dia juga memiliki kepedulian tinggi terhadap situs bersejarah tersebut, khususnya terhadap lokasi candi dan lingkungan hutan di sekitarnya.

Dikisahkan, suatu malam Pak Yanto melaksanakan shalat malam di musholla dekat rumahnya. Setelah menyelesaikan beberapa rakaat shalat, dia merasa ada seorang pria duduk menemaninya.

Pria itu menyapanya dengan lemah lembut, memperkenalkan diri sebagai Prabu Badrad, penjaga Candi Gedong Songo. Anehnya, Pak Yanto merasa pria itu seperti orang biasa, bukan makhluk gaib. Tidak ada rasa takut atau sesuatu yang ganjil dalam penglihatannya, meski pria itu berpakaian seperti dalam film-film kerajaan.

Prabu Badrad mengajak Pak Yanto ke Candi Gedong Songo, dan meskipun terkejut, Pak Yanto setuju karena ajakan itu sangat simpatik dan lembut. Keduanya berjalan kaki menuju candi.

Prabu Badrad bercerita panjang lebar tentang asal usul dibangunnya Candi Gedong Songo dan para penjaganya. Dia menjelaskan bahwa candi dibangun atas gagasan Ratu Shima, perempuan cantik dan kaya dari India yang datang ke Nusantara untuk menyebarkan agama Hindu.

Ratu Shima, selama pembangunan candi, tinggal dalam sebuah tenda khusus dan mengawasi langsung pembangunan. Dia berperilaku lemah lembut dan santun kepada bawahannya, orang-orang yang setia membantunya menyebarkan agama. Dalam proses pembuatan candi, Ratu Shima memilih sembilan orang kepercayaannya untuk menjaga sembilan candi yang ada.

Prabu Badrad menjelaskan bahwa Danyang Lolope adalah perempuan setia yang dipercaya menjaga Candi Gedong Songo 1. Candi ini dianggap sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran.

Pasangan yang mengikat janji setia di candi ini diyakini akan langgeng, namun jika melangkah ke candi kedua sambil mengumbar janji, mereka cenderung putus.

Pak Yanto bercerita bahwa Prabu Badrad membawanya ke sebuah tebing dekat salah satu candi dan menunjukkan gudang harta karun yang tersembunyi.

Di dalamnya terdapat perhiasan dan barang berharga yang ditinggalkan Ratu Shima untuk para penjaga candi. Prabu Badrad menyuruh Pak Yanto mengambil perhiasan itu, namun Pak Yanto menolaknya, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.

Kisah ini menunjukkan sikap luhur Pak Yanto yang patut kita hargai. Meski banyak orang memburu harta karun, Pak Yanto menolak kesempatan itu dengan halus.

Sikapnya yang tidak tergiur harta berlimpah adalah teladan bagi kita semua dalam memandang harta dan nilai-nilai kehidupan.

Setelah pengalaman malam yang luar biasa itu, Pak Yanto menjadi lebih sering merenung dan berdoa. Dia merasa diberkati telah diberi kesempatan melihat sejarah yang tersembunyi dan mendengar kisah-kisah langsung dari penjaga candi.

Baginya, pengalaman itu adalah panggilan untuk lebih menghargai dan menjaga warisan leluhur, bukan sekadar mengejar harta duniawi.

Pak Yanto juga menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan dan keaslian situs-situs bersejarah seperti Candi Gedong Songo. Dia sering mengingatkan warga desa untuk tidak merusak atau mencemari lingkungan sekitar candi. Usahanya tidak sia-sia, banyak warga yang terinspirasi oleh dedikasinya dan ikut menjaga candi.

Pada akhirnya, kisah Pak Yanto dan Prabu Badrad menjadi legenda di desa tersebut. Meskipun tidak semua orang percaya pada pengalaman supranatural, kisah ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap situs bersejarah, ada cerita dan pelajaran yang bisa kita ambil.

Seiring berjalannya waktu, Candi Gedong Songo terus menjadi tempat yang menarik bagi para peneliti, wisatawan, dan pencinta sejarah. Setiap sudut candi menyimpan kisah yang belum terungkap, menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang mau mencari.

Dan bagi mereka yang percaya, penjaga gaib seperti Prabu Badrad masih setia menjaga keaslian dan keindahan candi ini, memastikan bahwa warisan leluhur kita tetap hidup dan dihormati.

Posting Komentar