Ratu Pantai Selatan selalu menjadi sosok yang membuat penasaran. Banyak orang percaya bahwa beliau adalah Nyi Roro Kidul, penguasa gaib Laut Selatan, tapi benarkah demikian? Legenda tentangnya sudah ada sejak lama, menyebar di Jawa, Sunda, hingga Bali. Kepercayaan masyarakat pun berkembang, menghubungkan sosok ini dengan kerajaan-kerajaan besar seperti Mataram Islam. Kali ini, kita akan membahas tentang asal-usul, mitos, dan kepercayaan seputar Ratu Pantai Selatan yang masih hidup hingga sekarang.
Legenda Ratu Pantai Selatan di Jawa, Sunda, dan Bali
Masyarakat Jawa, Sunda, dan Bali mengenal legenda tentang penguasa dari Laut Selatan Pulau Jawa yang berwujud perempuan cantik. Nama yang paling sering disebut adalah Nyi Roro Kidul, sosok yang konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Sunda Pajajaran, jauh sebelum munculnya legenda dari Kerajaan Mataram Islam di abad ke-16.
Namun, menurut antropolog dan peneliti budaya, legenda Ratu Pantai Selatan kemungkinan besar berasal dari kepercayaan animisme prasejarah. Pada masa itu, masyarakat memuja alam, termasuk Laut Selatan yang terkenal dengan ombak ganas, badai, dan tsunami. Kekuatan alam ini akhirnya dihormati dan ditakuti sebagai bagian dari dunia spiritual, sehingga lahirlah kepercayaan tentang Dewi Samudera Selatan—sosok yang kemudian dikenal sebagai Ratu Kidul atau Ratu Pantai Selatan.
Ratu Pantai Selatan, Apakah Nyi Roro Kidul?
Banyak orang mengira bahwa Ratu Pantai Selatan cuma satu, yaitu Nyi Roro Kidul. Padahal, sebenarnya sebutan ini merujuk pada dua sosok, yaitu Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul. Keduanya sering dianggap sama, padahal berbeda. Biar nggak bingung, kita bahas satu per satu, ya.
Kanjeng Ratu Kidul, Dewi Mulia Penguasa Laut Selatan
Kanjeng Ratu Kidul dipercaya sebagai roh suci yang memiliki sifat mulia dan baik hati. Konon, dia berasal dari tingkat langit yang paling tinggi dan sudah turun ke berbagai tempat di dunia dalam wujud tokoh-tokoh suci di zaman yang berbeda. Biasanya, Kanjeng Ratu Kidul hanya menampakkan diri untuk memberi isyarat atau peringatan akan datangnya peristiwa penting.
Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul adalah ciptaan dari Dewa Kaping Telu, yang mengisi alam kehidupan seperti Dewi Sri dan dewi-dewi alam lainnya. Dia juga dipercaya memiliki kuasa atas ombak besar di Samudera Hindia, dengan istananya yang berada di jantung Samudera.
Yang menarik, dalam kepercayaan Jawa, Kanjeng Ratu Kidul dianggap sebagai istri spiritual para raja Mataram dan Jogjakarta, mulai dari Panembahan Senopati hingga para Sultan. Bahkan, menurut beberapa sumber, Presiden Soekarno pernah menyebut bahwa ada tradisi sejak zaman Mataram Islam yang mengatakan bahwa seorang raja hanya bisa menjadi penguasa besar jika memiliki hubungan spiritual dengan Ratu Pantai Selatan.
Hingga kini, tradisi penghormatan terhadap Kanjeng Ratu Kidul masih dilakukan, misalnya dengan ritual persembahan di Pantai Parangkusumo (Bantul) dan Pantai Paranggupito (Wonogiri). Bahkan, di Keraton Surakarta ada Panggung Sanggabuwana, tempat yang konon menjadi lokasi pertemuan antara raja dan Kanjeng Ratu Kidul.
Menurut beberapa cerita, bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX pernah menceritakan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan Kanjeng Ratu Kidul dan mengatakan bahwa Kanjeng Ratu ini bisa berubah wujud. Saat bulan purnama, dia muncul sebagai perempuan muda yang sangat cantik, tapi ketika bulan mulai redup, dia berangsur-angsur berubah menjadi wanita tua.
Hubungan Kanjeng Ratu Kidul dengan Gunung Merapi dan Keraton
Nah, kedudukan Kanjeng Ratu Kidul berhubungan erat dengan Gunung Merapi, Keraton Laut Selatan, serta Kesultanan Solo dan Yogyakarta. Dalam kepercayaan Jawa, hubungan ini dianggap sebagai poros sakral yang menghubungkan dunia gaib dan dunia nyata. Namun, ada juga pengamat sejarah yang berpendapat bahwa keyakinan terhadap Kanjeng Ratu Kidul sengaja dibangun untuk melegitimasi kekuasaan Dinasti Mataram, menjadikannya bagian dari mitos politik kerajaan.
Teori Asal-Usul Kanjeng Ratu Kidul
Meskipun legenda penguasa gaib Laut Selatan berkembang selama ratusan tahun dan tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali muncul. Legenda Ratu Pantai Selatan ini mencapai puncak popularitasnya berkat pengaruh dari kalangan penguasa Keraton Dinasti Mataram Islam, terutama Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Ada beberapa teori asal-usul Kanjeng Ratu Kidul masih diperdebatkan:
- Ni Mas Ratu Angin-Angin: Disebut sebagai ratu dari seluruh makhluk halus di Pulau Jawa, yang memiliki kerajaan di Laut Selatan.
- Dewi Nawang Wulan: Tokoh dalam legenda Jaka Tarub, yang akhirnya memilih tinggal di Laut Selatan.
- Aurora, Putri Ratu Bilqis: Konon, putri dari Ratu Bilqis diasingkan ke sebuah pulau di timur Al Jawi, yang kemudian menjadi Ratu Pantai Selatan.
- Biding Laut dalam Mitologi Batak: Legenda dari suku Batak menyebut bahwa Ratu Pantai Selatan adalah Biding Laut, putri dari Guru Tatea Bulan.
Nah, sekarang apa hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul? Mengapa keduanya selalu dikaitkan sebagai sosok asli Ratu Pantai Selatan, padahal keduanya sebenarnya adalah entitas yang berbeda?
Nyi Roro Kidul dalam Mitologi Jawa
Dalam mitologi Jawa, Nyi Roro Kidul awalnya dikenal sebagai seorang putri Kerajaan Sunda yang diusir oleh ayahnya akibat fitnah dari ibu tirinya. Seiring waktu, masyarakat mulai menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun sebenarnya keduanya adalah sosok yang berbeda.
Kedudukan Nyi Roro Kidul sebagai ratu lelembut Tanah Jawa menjadi salah satu motif yang paling populer dalam cerita rakyat dan mitologi. Selain itu, Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai sebutan, yang mencerminkan beragam kisah mengenai dirinya.
Beragam Nama dan Sebutan Nyi Roro Kidul
Berdasarkan legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun, Nyi Roro Kidul memiliki banyak nama, antara lain:
- Ratu Laut Selatan
- Gusti Kanjeng Ratu Kidul
Dalam tradisi Jawa, penggunaan gelar seperti Kanjeng dan Gusti dianggap sangat penting sebagai bentuk kesopanan dalam menyebut sosok yang dihormati.
Ada juga yang menyebutnya Nyai Blorong, karena dipercaya bahwa Nyi Roro Kidul bisa berubah wujud menjadi putri duyung. Di sana, sosok putri duyung memang lebih dikenal dengan sebutan Nyai Blorong.
Selain itu, ada pula sebutan Nyai Loro Kidul, yang sering dianggap memiliki makna berbeda dari Nyi Roro Kidul. Dalam bahasa Jawa, kata "loro" memiliki dua arti:
- Loro (dua): Berarti angka dua.
- Loro (sakit atau menderita): Mengacu pada kondisi penderitaan seseorang.
Sebagian orang percaya bahwa perubahan dari "Roro" menjadi "Loro" terjadi akibat pergeseran bahasa dari Jawa Kuno ke Jawa Baru. Dalam bahasa Jawa Kuno, "Rara" berarti gadis, yang kemudian berkembang menjadi "Roro". Namun, dalam perubahan bahasa berikutnya, istilah "Loro" lebih dikenal sebagai "sakit", sehingga menimbulkan perbedaan makna.
Nyi Roro Kidul, Patih Ratu Pantai Selatan (Kanjeng Ratu Kidul)
Dalam kepercayaan orang Jawa, Nyi Roro Kidul sebenarnya adalah patih atau bawahan setia dari Ratu Pantai Selatan (Kanjeng Ratu Kidul). Dalam perannya sebagai patih, ia memimpin balatentara makhluk halus yang berkuasa di Laut Selatan.
Seorang tokoh bernama Kyai Imam Sampurno, yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, pada abad ke-19 pernah meramalkan bahwa Nyi Roro Kidul dan Sunan Lawu (roh penguasa Gunung Lawu) akan memimpin balatentara gaib mereka. Ramalan tersebut menyebutkan bahwa masing-masing dari mereka akan menyebarkan wabah kepada manusia yang berperilaku buruk.
Legenda Asal-Usul Nyi Roro Kidul
Meskipun dikenal sebagai patih atau bawahan setia dari Kanjeng Ratu Kidul, Nyi Roro Kidul juga diyakini sebagai penguasa Pantai Selatan. Berbagai teori mengenai asal-usulnya berkembang dari mulut ke mulut dan menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat setempat. Beberapa cerita tentang legenda asal-usul Nyi Roro Kidul, di antaranya:
- Dewi Kandita: Salah satu cerita rakyat Sunda yang menceritakan Putri Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat, yang terkena guna-guna hingga menderita penyakit kulit. Dipandu oleh bisikan gaib, ia pergi dan menceburkan diri ke Laut Selatan, lalu akhirnya berubah menjadi penguasa di sana.
- Putri Banyumeneng Gelang Kencana: Ratu dari Kerajaan Joyo Kulon yang mengalami lepra, kemudian berkelana ke selatan dan ditelan oleh ombak saat bersemedi.
Selain itu, ada juga yang mengaitkan Legenda Nyi Roro Kidul dengan Nyi Blorong. Hal ini karena Nyi Roro Kidul dipercaya bisa berubah wujud. Kadang, ia digambarkan sebagai putri duyung dengan tubuh bagian bawah menyerupai ikan atau ular. Sosoknya juga sering digambarkan memiliki wajah yang sangat cantik dan aura mistis yang memikat siapa saja yang melihatnya.
Hubungan Nyi Roro Kidul dengan Sunan Kalijaga
Ada kepercayaan tentang hubungan Nyi Roro Kidul dengan Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa. Nama Sunan Kalijaga sendiri mengandung unsur "kali," yang berarti sungai, sedangkan Nyi Roro Kidul adalah pelayan setia penguasa Laut Selatan. Kaitan ini dianggap melambangkan hubungan antara sungai dan laut, dua elemen air yang saling berhubungan dalam kepercayaan spiritual Jawa.
Selain itu, dalam sejarah Kesultanan Mataram, hubungan antara Panembahan Senopati—pendiri ekspansi imperial Mataram—dengan Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul menjadi simbol perlindungan gaib bagi kerajaan. Panembahan Senopati disebut-sebut mencari restu dan dukungan dari Ratu Pantai Selatan untuk memperkuat legitimasi kekuasaannya.
Di sisi lain, ia juga berguru kepada Sunan Kalijaga, yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Ketergantungannya pada dua sosok ini mencerminkan ambivalensi Dinasti Mataram dalam menyeimbangkan pengaruh Islam dan kepercayaan asli Jawa dalam pemerintahan mereka.
Pengalaman Bertemu Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul
Menariknya, ada pengalaman dari seorang spiritualis pada tahun 1998 yang mengaku pernah bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Menurut penuturannya, keduanya tampak mirip, tetapi ada perbedaan mencolok:
- Kanjeng Ratu Kidul memiliki kulit kuning langsat, dengan aura putih jernih yang berkilauan seperti berlian.
- Nyi Roro Kidul memiliki kulit lebih coklat, dengan aura putih susu yang mengikuti postur tubuhnya, menyerupai cahaya lampu neon.
Menurutnya, Nyi Roro Kidul adalah makhluk halus sejenis jin yang mengabdi dan berguru kepada Kanjeng Ratu Kidul. Tugasnya adalah mengontrol dan meredam energi negatif, termasuk makhluk gaib, ilmu mistik, dan kekuatan supernatural di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa.
Dari cerita inilah yang diduga dikaitkan dengan Legenda Dewi kandita, yang dipercaya sebagai wujud awal Nyi Roro Kidul. Konon, suara gaib yang didengar oleh Dewi kandita berasal dari Kanjeng Ratu Kidul yang merasa kasihan melihat penderitaannya. Karena jiwa Dewi kandita bersih dan berhati baik, akhirnya Kanjeng Ratu Kidul menjadikannya sebagai bawahan dan pendampingnya di Kerajaan Laut Selatan.
Siapakah Ratu Pantai Selatan yang Sebenarnya?
Jadi, meskipun Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul sering dianggap sebagai sosok yang sama, mereka sebenarnya berbeda. Dalam beberapa kepercayaan, Kanjeng Ratu Kidul adalah penguasa utama Laut Selatan, sementara Nyi Roro Kidul adalah pendampingnya yang setia.
Kepercayaan tentang Ratu Pantai Selatan dan Nyi Roro Kidul ini memang masih dianggap sebagai mitos, tapi bagi masyarakat yang mempercayainya, kisah ini tetap hidup dan menjadi bagian dari tradisi yang harus kita dihormati.
Referensi: https://youtu.be/zt2hNciyr0Y?si=6q612iLwymfSJHC-
Posting Komentar