MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Tradisi Sakral Tarawangsa dari Rancakalong Sumedang

Di sebuah desa di Sumedang, Jawa Barat, ada kesenian kuno yang bukan cuma kesenian sunda biasa. Namanya Tarawangsa. Kalau kamu datang ke Rancakalong dan kebetulan ada upacara adat, jangan kaget kalau melihat penari atau pemain musik tiba-tiba kesurupan (trance). Serius, ini bukan mitos belaka.

TARWANGSA RANCAKALONG SUMEDANG - Kesenian Sakral dari Sumedang

Konon, alunan musik Tarawangsa bisa memanggil sesuatu dari dunia lain. Dan yang lebih menarik lagi, kesenian ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, jauh sebelum Islam masuk ke tanah Sunda. Mau tahu ceritanya? Yuk, kita kupas misteri di balik Tarawangsa ini.

Asal-Usul Tarawangsa di Rancakalong

Menurut legenda setempat,  di masa lalu, ketika kemarau panjang melanda dan sawah-sawah di Rancakalong gagal panen. Warga desa kelaparan. Mereka sampai harus mengganti nasi dengan bubur hanjeli (sejenis biji-bijian) agar bisa bertahan hidup.

Nah, di tengah situasi genting itu, para tetua desa memutuskan mengirim utusan ke Mataram untuk mencari benih padi unggul. Tapi masalahnya, benih ini nggak diberikan begitu saja. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, benih padi berkualitas itu didapatkan melalui cara yang cukup nekat yaitu dicuri! Ya, mereka mengambil benih secara diam-diam dari lumbung kerajaan.

Begitu berhasil membawa pulang benih, warga Rancakalong mengadakan upacara syukur besar-besaran. Dari sinilah tradisi Tarawangsa mulai berkembang. Setiap tahun, mereka memainkan musik ini sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Dewi Sri, sang pelindung kesuburan.

Tarwangsa Ada Hubungan dengan Wali Songo?

Beberapa orang percaya kalau Tarawangsa juga punya kaitan dengan penyebaran Islam di tanah Sunda. Ada pendapat yang bilang kalau nama "Tarawangsa" berasal dari singkatan Tatan Rakyat Wali Salapan, yang artinya aturan rakyat dari sembilan wali. Jadi, kesenian ini nggak cuma ritual adat, tapi juga jadi media dakwah yang membaur dengan tradisi lokal.

Kesurupan di Tengah Alunan Musik Tarwangsa, Fenomena Gaib atau Sugesti?

Foto Penari Kesenian Tarawangsa mengalami fenomena kesurupan atau disebut Trench.

Bagian paling bikin merinding dari pertunjukan Tarawangsa adalah momen ketika penari atau bahkan penonton bisa tiba-tiba kesurupan (trance). Kalau dilihat sekilas, mereka seperti kehilangan kesadaran dan mulai menari dengan gerakan yang nggak biasa.

Buat warga Rancakalong, ini bukan hal aneh. Mereka percaya kalau alunan musik Tarawangsa bisa memanggil roh leluhur. Roh inilah yang diyakini masuk ke tubuh para penari atau pemain musik. Bahkan, ada istilah khusus buat roh yang dihormati dalam tradisi ini: Kersa Nyai yang dianggap sebagai perwujudan Dewi Sri.

Tapi kalau kamu orang yang lebih rasional, mungkin akan menganggap ini sebagai bentuk sugesti atau efek hipnosis dari ritme musik yang repetitif. Nah, terlepas dari sisi gaib atau ilmiah, pengalaman menyaksikan langsung fenomena ini jelas nggak bakal terlupakan.

Ritual Tarawangsa yang Lebih dari Musik Tradisional

Simbolik dalam Kesenian Tarawangsa seperti boneka, rujak, dan lain-lainnya.

Rangkaian upacara Tarawangsa disebut Tarali Paranti, yang merupakan ritual utama dalam tradisi ini. Ritual ini bukan sembarang pertunjukan, karena ada serangkaian prosesi yang dilakukan secara turun-temurun. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Bubur Suro: Persembahan berupa bubur merah dan putih sebagai simbol keseimbangan hidup.
  2. Hajat Golong Nyawen: Doa bersama untuk keselamatan dan kesuburan.
  3. Hajat Lembur: Ritual khusus buat menghormati leluhur desa.
  4. Ngadangdanan: Persiapan alat musik dan perlengkapan ritual.
  5. Ngalaksa: Puncak acara sebagai ungkapan syukur atas hasil panen.

Setiap tahap dalam ritual ini punya makna mendalam dan nggak boleh dilakukan sembarangan. Ada hari-hari tertentu yang dianggap sakral untuk menggelar upacara ini, biasanya mengacu pada kalender Saka atau Hijriah.

Simbol-Simbol dalam Pertunjukan Tarawangsa

Kalau kamu perhatikan, ada banyak benda simbolis yang digunakan dalam pertunjukan Tarawangsa. Masing-masing punya arti khusus, misalnya:

  • Boneka Kayu (Pangibuan dan Pangraman): Melambangkan ayah dan ibu sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua.
  • Persembahan Hasil Bumi: Seperti tumpeng dan bakakak yang melambangkan rasa syukur.
  • Selendang Berwarna-warni: Simbol keberanian, kesuburan, dan keseimbangan.
  • Rujak: Menjadi simbol pengingat nilai moral dan spiritual. Contohnya, rujak cau (pisang) mewakili ketaatan kepada ibu, sementara rujak kalapa (kelapa) melambangkan hormat kepada ayah.

Bukan cuma sekedar aksesori loh, simbol-simbol ini dianggap memiliki kekuatan untuk menjaga keseimbangan antara alam nyata dan alam gaib.

Uniknya Alat Musik Tarawangsa dan Jentreng

Alat Musik Tarawangsa - kesenian tradisional sunda

Alat musik utama dalam kesenian ini adalah Tarawangsa dan Jentreng. Keduanya dimainkan oleh dua orang, di mana satu orang menggesek Tarawangsa (mirip rebab) dan satunya lagi memetik Jentreng (kecapi Sunda).

Yang menarik, cara memainkan Tarawangsa berbeda dari biola atau rebab pada umumnya. Dawai digesek, tapi nggak ditekan. Suara yang dihasilkan punya resonansi unik yang dipercaya bisa mempengaruhi kesadaran manusia.

Menjaga Tradisi di Tengah Gempuran Zaman Modern

Di era digital kayak sekarang, Tarawangsa masih bertahan di beberapa daerah di Jawa Barat. Tapi, tantangannya nggak mudah. Minat generasi muda terhadap kesenian tradisional mulai menurun. Untungnya, ada upaya serius dari komunitas budaya dan pemerintah buat melestarikan warisan ini.

Lewat festival budaya dan dokumentasi digital, Tarawangsa mulai dikenal lebih luas. Ini bukan cuma soal melestarikan tradisi, tapi juga menjaga identitas budaya yang sudah diwariskan turun-temurun.

Jadi, kalau suatu hari kamu punya kesempatan mengunjungi Rancakalong, sempatkanlah menyaksikan langsung pertunjukan Kesenian Tarawangsa. Siapa tahu, kamu bisa merasakan sendiri aura magis di balik alunan musik sakral ini. Menarik, kan?

https://sumedangkab.go.id/berita/detail/ngalaksa-dan-tarawangsa-rancakalong-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda

Posting Komentar