-->
MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Mengapa Mangga Disebut "Buah" oleh Orang Sunda?

Pernah dengar orang Sunda menyebut mangga hanya sebagai "buah"? Kalau baru pertama kali dengar, mungkin kamu bakal mengernyitkan dahi. Kok simpel banget, ya? Kenapa bukan mangga saja? Tapi di balik itu, ada cerita menarik yang bisa bikin kamu manggut-manggut, bahkan senyum-senyum sendiri.

Misalnya begini, kalau kamu dengar orang Sunda bilang, "Abdi hoyong buah ti tangkal buah," jangan bingung ya. Artinya sederhana kok, dia cuma ingin mangga dari pohon mangga. Lucu kan?

Buah Mangga, Si Raja Buah di Tanah Pasundan

Mangga di Sunda itu ibarat selebriti. Di mana-mana ada: di halaman rumah, kebun, bahkan di pinggir jalan. Kondisi tanah Jawa Barat yang subur plus iklim tropis bikin pohon mangga tumbuh dengan santai, seolah bilang, "Saya di sini, silakan panen kapan saja."

Karena saking banyaknya, mangga jadi "buah default" alias buah yang paling sering dimakan. Jadi jangan heran kalau orang Sunda akhirnya menyederhanakan sebutan mangga menjadi "buah." Ini mirip banget dengan kebiasaan kita menyebut nasi sebagai “makan.” Kalau ada yang bilang, “Ayo makan!” pasti yang kebayang nasi, kan? Bukan spaghetti atau roti bakar.

Oh ya, ada juga mangga terkenal di Pasundan seperti Mangga Gedong Gincu, Mangga Indramayu, dan Mangga Harumanis. Kalau belum pernah coba, kamu wajib mencicipi rasanya manis banget, kayak cerita cinta di novel remaja.

Tradisi Bahasa Sunda yang Efisien

Orang Sunda itu terkenal sederhana dalam berbicara. Mereka nggak suka ribet. Kalau bisa pakai kata pendek, kenapa harus panjang? Jadi, sebutan "buah" untuk mangga itu bukan karena mereka nggak tahu buah lain. Tapi karena ya... praktis aja!

Contohnya begini, kalau lagi musim mangga, terus ada yang bilang, "Bawa buah ya," hampir bisa dipastikan maksudnya mangga. Semua orang langsung paham tanpa perlu menjelaskan lebih jauh.

Uniknya, efisiensi bahasa ini nggak hanya berlaku untuk buah-buahan. Dalam hal lain pun begitu. Kata "tuang" misalnya, artinya makan, tapi maknanya bisa beda tergantung konteks. Kalau yang ngomong anak kecil ke yang lebih tua, biasanya "tuang" lebih ke ajakan yang sopan. Tapi kalau pas di acara adat, maknanya bisa lebih formal.

Pohon Mangga alias Tangkal Buah

Sebutan "buah" nggak cuma untuk mangganya, lho. Pohon mangga pun kena efek simplifikasi ini, dan disebut tangkal buah. Jadi kalau orang Sunda bilang, "Itu tangkal buah di kebun," ya artinya pohon mangga di kebun. Tapi hati-hati, jangan salah konteks!

Misalnya, kalau kamu lihat pohon jambu terus tanya, "Ini tangkal buah?" Bisa-bisa si pemilik rumah jawab sambil ketawa, "Hadeuh, lain atuh, ieu mah jambu." Lucu kan? Kejadian seperti ini jadi bukti bahwa budaya dan bahasa Sunda sangat dekat dengan alam dan punya logika sendiri yang nggak rumit, tapi tetap penuh makna.

Kedekatan Sunda dengan Alam

Orang Sunda itu luar biasa dekat dengan alam. Mangga adalah salah satu simbol kedekatan itu. Selain jadi buah yang sering dimakan, mangga juga jadi bagian dari cerita sehari-hari. Bahkan di beberapa acara adat atau kumpul keluarga, mangga sering dihidangkan sebagai pelengkap, entah itu dimakan langsung, dijadikan rujak mangga muda, atau diolah jadi jus segar.

Pernah dengar cerita misteri tentang buah? Di blog Cerita Misteri, pohon mangga dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu lho. Misalnya, ada yang percaya kalau pohon mangga di halaman rumah bisa jadi tempat berhantu kalau sudah terlalu tua dan jarang dirawat. Tapi jangan takut dulu, itu hanya mitos.

Pelajaran dari Sebutan "Buah"

Tradisi menyebut mangga sebagai "buah" ini sebenarnya punya pesan penting yang bisa kita ambil:

1. Kedekatan dengan Alam

Orang Sunda nggak hanya melihat mangga sebagai makanan, tapi juga sebagai simbol keseimbangan hidup dengan alam. Makanya, pohon mangga sering dijaga dan dirawat seperti anggota keluarga sendiri.

2. Kesederhanaan dalam Berbahasa

Bahasa Sunda mengajarkan kita untuk nggak berlebihan. Yang penting pesan tersampaikan, nggak perlu kata-kata bombastis.

3. Konteks Budaya

Bahasa Sunda sangat kaya akan budaya. Kalau kamu sering mendengar istilah seperti "tangkal buah" atau "tuang," itu adalah bagian dari tradisi panjang yang mencerminkan cara berpikir masyarakat Sunda.

Tips Menikmati Mangga di Pasundan

Kalau kamu sedang di Jawa Barat saat musim mangga, jangan sampai ketinggalan menikmati mangga lokalnya. Ada banyak cara untuk menikmatinya:

  1. Dimakan langsung: Paling enak kalau mangganya baru dipetik.
  2. Jus Mangga: Segar banget, apalagi diminum siang hari.
  3. Rujak Mangga Muda: Kombinasi manis, asam, dan pedas yang bikin nagih.
  4. Mangga-mangga lokal seperti Gedong Gincu, Harumanis, dan Indramayu terkenal akan rasa khasnya. Kalau kamu pencinta kuliner, ini wajib dicoba.

Mangga dan Pohon Mangga dalam Budaya Sunda

Tradisi menyebut mangga sebagai "buah" atau pohonnya sebagai "tangkal buah" menunjukkan betapa bahasa dapat mencerminkan budaya. Kebiasaan ini tidak hanya mencerminkan efisiensi dalam berkomunikasi, tetapi juga menggambarkan kedekatan masyarakat Sunda dengan alam sekitar. Jadi, jika kamu mendengar orang Sunda menyebut "buah," jangan bingung! Bisa jadi yang dimaksud adalah mangga. Ini adalah salah satu keunikan budaya Sunda yang membuatnya semakin menarik.

DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain www.ceritamisteri.com. Terima kasih.

Posting Komentar