MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Makhluk Mitologi dalam Kepercayaan Bali, Dari Leak hingga Naga Besukih

Ilustrasi makhluk mitologi dalam kepercayaan masyarakat Bali seperti Leak, Barong, dan Rangda

Bali memang dikenal sebagai pulau yang kaya akan budaya dan keindahan alam. Tapi di balik sawah yang hijau, pura yang sakral, dan pantai yang eksotis, masyarakat Bali sangat mempercayai dunia spiritual, dan dari sinilah lahir berbagai cerita tentang makhluk-makhluk mitologi dalam kepercayaan Bali yang masih dipercaya hingga sekarang.

1. Leak — Pencari Mangsa dari Dunia Gelap

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, Leak adalah makhluk mitologi yang berasal dari manusia yang mempelajari ilmu hitam Bali kuno. Leak digambarkan sebagai sosok menyeramkan: tinggi menjulang, penuh bulu, bertaring panjang, bermata besar menyala, dan lidahnya... merah menjulur panjang, kayak cabe rawit super pedas!

Leak konon berburu organ tubuh manusia sebagai bahan ramuan gaib untuk memperkuat kekuatannya. Biasanya mereka mengincar mayat, namun jika tidak ditemukan, target beralih ke manusia hidup. Wanita hamil sering disebut sebagai incaran utama karena darah janin dipercaya dapat memberi kekuatan luar biasa bagi Leak.

Yang bikin merinding, di siang hari Leak bisa terlihat seperti manusia biasa. Tapi ketika malam tiba, barulah dia berubah—kepala bisa terbang tanpa badan, melayang-layang di udara mencari tumbal. Konon, satu-satunya cara untuk membunuh Leak adalah dengan menebas lehernya dari bawah ke atas—dan jika kepala serta tubuhnya terpisah cukup lama, maka Leak akan benar-benar mati.

Menurut kepercayaan Bali, Leak bisa berubah bentuk jadi bola api (seperti Banaspati), babi hutan, bahkan hewan-hewan aneh lainnya. Biasanya mereka muncul di tempat gelap seperti pemakaman, atau saat mati lampu (jadi kalau tiba-tiba mati lampu pas di Bali... coba lihat ke jendela, siapa tahu ada yang melayang).

2. Barong — Simbol Kebaikan dan Pelindung Spiritual Bali

Siapa yang punya kaos Barong di rumah? Semakin bolong, katanya semakin adem. Tapi jangan salah, Barong bukan sekedar ikon turis—dia adalah pelindung spiritual dalam kepercayaan Bali.

Barong dipercaya sebagai pemimpin pasukan kebaikan dan simbol energi positif. Ia bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari singa, harimau, gajah, kerbau, sampai anjing. Dalam pertunjukan seni tradisional Bali seperti Calonarang dan tarian Barongan, Barong selalu digambarkan bertarung melawan Rangda, pemimpin pasukan kejahatan.

Menurut tradisi Bali, saat Hari Raya Galungan, Barong akan dibawa keliling desa (disebut Ngalawang) untuk membersihkan aura negatif dan membawa berkah.

3. Rangda — Sang Ratu Ilmu Hitam

Kalau Barong adalah pelindung, maka Rangda adalah kebalikannya. Kata "Rangda" dalam bahasa Jawa Kuno berarti janda, dan dalam mitologi Hindu Bali, ia dianggap sebagai perwujudan amarah Dewi Durga, istri Dewa Siwa.

Penampilan Rangda? Seram bukan main—rambut kusut panjang, taring besar, mata melotot, kuku dan lidah yang menjuntai, serta payudara panjang. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, Rangda tinggal dekat kuburan dan suka muncul di pura dalam untuk melakukan ritual gelap.

Konon katanya, orang yang melihat Rangda akan sakit parah selama tiga hari. Dan yang lebih mengerikan, siapa pun yang tersentuh kain putihnya dipercaya akan meninggal tanpa bisa reinkarnasi. Rangda juga disebut sebagai ratu dari para Leak dan pemimpin pasukan kejahatan.

4. Batara Kala — Dewa Waktu yang Menakutkan

Dalam kepercayaan Bali, Batara Kala adalah dewa waktu sekaligus penjaga hukum karma. Ia digambarkan sebagai sosok raksasa berwajah mengerikan dan dipercaya sebagai anak dari Dewa Siwa. Bersama pasangannya Dewi Setesuyara, Batara Kala menguasai dunia bawah tanah dan muncul pada saat ajal menjemput.

Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali, Batara Kala bukan sekedar sosok yang menakutkan, tetapi juga bagian dari tatanan spiritual tentang kelahiran dan kematian.

5. Naga Besukih — Sang Penjaga Harta Karun Gunung Agung

Nama Naga Besukih mungkin tidak sepopuler Leak atau Barong, tapi kisahnya sangat menarik dan sarat nilai moral. Naga ini dipercaya sebagai peliharaan Dewi Setesuyara dan menjadi penjaga harta karun di kawah Gunung Agung.

Menurut cerita rakyat Bali, seorang pemuda bernama Manik Angkeran, anak dari Brahmana sakti bernama Sidi Mantra, mencoba mencuri harta naga Besukih dengan memotong ekornya. Akibatnya, Manik dibakar hingga menjadi abu. Namun karena sang ayah memohon dan berjanji memperbaiki ekor naga itu, akhirnya Manik dihidupkan kembali. Di tempat kejadian itu muncul sumber air, dan garis pemisah antara ayah dan anak berubah menjadi Selat Bali.

Cerita ini bukan hanya kisah legenda, tapi juga menjadi bagian penting dari asal-usul geografis Bali menurut kepercayaan masyarakatnya.

Dari Leak yang haus darah, Barong sang pelindung, hingga Rangda sang ratu ilmu hitam, semua kisah ini menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya kepercayaan spiritual masyarakat Bali. Entah kamu percaya atau tidak, cerita-cerita ini telah hidup ratusan tahun dan terus dijaga dalam bentuk seni, pertunjukan, dan tradisi masyarakat.

Jadi, kalau kamu berencana ke Bali, jangan cuma cari sunset di Kuta aja ya. Mungkin saat lampu mati, ada leak yang numpang lewat.

Posting Komentar